Delinews24.net// TANDA DAN GEJALA penularan HIV || Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah stadium penyakit yang paling lanjut akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.
HIV menargetkan sel darah putih tubuh, melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat kita lebih mudah terserang penyakit seperti tuberkulosis, infeksi, dan beberapa jenis kanker.
HIV ditularkan melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi yaitu melalui darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. Virus ini tidak menyebar melalui ciuman, pelukan, salaman atau berbagi makanan. Bisa juga menular dari ibu ke bayinya.
HIV dapat diobati dan dicegah dengan terapi antiretroviral (ART). HIV yang tidak diobati dapat berkembang menjadi AIDS, seringkali setelah bertahun-tahun.
WHO kini mendefinisikan HIV Lanjutan (AHD) sebagai jumlah CD4 kurang dari 200sel/mm3 atau stadium 3 atau 4 pada orang dewasa dan remaja.
Semua anak dengan HIV di bawah usia 5 tahun dianggap mengidap HIV stadium lanjut.
TANDA DAN GEJALA PlPENULARAN HIV
Gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksinya. Penyakit ini menyebar lebih mudah dalam beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi, namun banyak yang tidak menyadari statusnya hingga tahap selanjutnya. Dalam beberapa minggu pertama setelah terinfeksi, orang mungkin tidak merasakan gejala.
Orang lain mungkin menderita penyakit mirip influenza termasuk:
Demam
Sakit kepala
Ruam
Sakit tenggorokan.
Infeksi ini semakin melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan tanda dan gejala lain:
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Penurunan berat badan
- Demam
- Diare
- Batuk.
Tanpa pengobatan, orang dengan infeksi HIV juga dapat mengembangkan penyakit parah:
- Tuberculosis (TBC)
- Meningitis kriptokokus
- Infeksi bakteri yang parah
- Jamur dimulut
- Kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.
HIV menyebabkan infeksi lain menjadi lebih buruk, seperti hepatitis C, hepatitis B.
PENULARAN
HIV dapat menular melalui pertukaran berbagai cairan tubuh pengidap HIV, seperti darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan selama kehamilan dan persalinan kepada anak. Orang tidak dapat tertular melalui kontak sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.
Penting untuk dicatat bahwa orang dengan HIV yang memakai ART dan memiliki viral load tidak terdeteksi tidak menularkan HIV ke pasangan seksualnya. Oleh karena itu, akses dini terhadap ART dan dukungan untuk tetap menjalani pengobatan sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan orang dengan HIV tetapi juga untuk mencegah penularan HIV.
FAKTOR RISIKO
Perilaku dan kondisi yang membuat orang berisiko lebih besar tertular HIV antara lain:
Melakukan hubungan seks anal atau vagina tanpa kondom;
Menderita Infeksi Menular Seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakterial;
Terlibat dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual tanpa kondom;
Berbagi jarum suntik, alat suntik dan peralatan suntik lainnya serta larutan obat yang terkontaminasi ketika menyuntikkan obat;
Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah dan transplantasi jaringan, serta prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril;
Dan mengalami luka tertusuk jarum suntik yang tidak disengaja, termasuk di kalangan petugas kesehatan.
PENCEGAHAN
HIV adalah Virus yang dapat dicegah.
Mengurangi risiko infeksi HIV dengan:
- Menggunakan kondom pria atau wanita saat berhubungan seks
- Menjalani tes HIV dan infeksi menular seksual
- Melakukan sunat laki-laki secara medis secara sukarela
- Menggunakan layanan pengurangan dampak buruk bagi pengguna narkoba suntik dan narkoba.
Dokter mungkin menyarankan obat-obatan dan peralatan medis untuk membantu mencegah HIV, termasuk:
- Obat antiretroviral (ARV), termasuk PrEP oral dan produk jangka panjang
- Cincin vagina dapivirine
- Cabotegravir kerja panjang yang dapat disuntikkan.
- ARV juga dapat digunakan untuk mencegah ibu menularkan HIV kepada anaknya.
Orang yang memakai terapi antiretroviral (ART) dan tidak memiliki bukti adanya virus di dalam darahnya tidak akan menularkan HIV ke pasangan seksualnya. Akses terhadap tes dan ART merupakan bagian penting dalam pencegahan HIV.