delinews24.net – Kemampuan ChatGPT untuk memberikan jawaban personal dan kontekstual sering membuat pengguna merasa dipahami. Namun, tahukah Anda bahwa AI buatan OpenAI ini “belajar” dari setiap percakapan yang pernah Anda lakukan?
Bagaimana ChatGPT ‘Mengenal’ Pengguna?ChatGPT menggunakan memori percakapan untuk menyimpan interaksi sebelumnya. Misalnya:
- Jika Anda pernah menyebut diri sebagai pelajar, ChatGPT akan menyarankan olahraga yang cocok untuk remaja.
- Jika Anda kerap membahas topik keuangan, AI akan cenderung memberikan analisis ekonomi.
Untuk menguji sejauh apa ChatGPT “mengingat” Anda, coba ketik prompt:
“Apa yang kamu ketahui tentang saya?”
Hasilnya bisa mencakup pekerjaan, minat, hingga jadwal harian yang pernah Anda sebutkan.
Fitur ini sempat viral lewat tren “What You Know of Me ChatGPT” di Instagram, di mana pengguna membagikan deskripsi diri yang dihasilkan AI – dan banyak yang terkejut karena sangat akurat.
Risiko Privasi: Data Pribadi Bisa Terekam
Meski memori percakapan membuat obrolan lebih efisien, ada risiko kebocoran data sensitif, seperti:
Riwayat kesehatan, Informasi keluarga, Detail keuangan, OpenAI menyatakan bahwa data percakapan dapat digunakan untuk melatih model AI, kecuali pengguna menonaktifkannya.
Cara Membersihkan Memori ChatGPT
Hapus Riwayat Percakapan:
Buka Pengaturan → Personalization → Manage Memory.
Pilih obrolan yang ingin dihapus atau clear all.
Matikan Referensi Memori:
Nonaktifkan opsi “Reference saved memories” dan “Reference chat history”.
Stop Pelatihan Model:
Di menu Data Controls, matikan “Improve the model for everyone”.
Fitur Temporary Chat: Ngobrol Tanpa Jejak
ChatGPT kini menyediakan Temporary Chat (Obrolan Sementara) yang:
- Tidak disimpan di riwayat atau memori.
- Tidak dipakai untuk pelatihan AI.
- Data dihapus setelah 30 hari (hanya untuk pemantauan keamanan).
Cara mengaktifkannya:
Klik ikon balon dialog di sebelah kiri foto profil (versi desktop).
Pesan untuk Pengguna
“ChatGPT adalah alat canggih, tetapi pengguna harus sadar akan jejak digital yang mereka tinggalkan,” kata Doni Pranata, Pakar Keamanan Siber. “Gunakan fitur privasi jika membahas informasi sensitif.”
