Amarahmu membakar,
aku bagaikan kayu kering di dekatmu.
Aku menunggumu padam,
agar aku juga tak ikut terbakar.
Aku lapar,
bukankah perut lebih dekat dengan hati.
Aku merayu perutmu,
agar hatimu juga luluh.
Meredalah,
biarkan aku menggoda marahmu.