delinews24.net – Minyak goreng bekas atau jelantah sering digunakan berulang kali demi menghemat biaya. Namun, kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko serius bagi kesehatan, mulai dari memicu kanker hingga meningkatkan kolesterol jahat. Lalu, berapa kali sebenarnya minyak bekas boleh dipakai?
Batasan Aman Penggunaan Minyak Jelantah
Menurut Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum PERGIZI Pangan, minyak goreng sebaiknya hanya dipakai 1-2 kali.
-
Suhu tinggi (hingga 200°C saat deep frying) mengubah struktur lemak menjadi lemak trans yang berbahaya.
-
“Kalau mampu, sebaiknya sekali pakai. Jika tidak, maksimal dua kali,” tegasnya.
4 Bahaya Minyak Goreng Bekas bagi Kesehatan
-
Bersifat Karsinogenik
-
Pemanasan berulang menghasilkan aldehida dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang memicu kanker paru, payudara, dan prostat (Studi, 2020).
-
-
Menyebabkan Peradangan
-
Radikal bebas dari minyak jelantah memicu obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
-
-
Meningkatkan Kolesterol LDL
-
Minyak yang menghitam saat dipanaskan ulang meningkatkan kolesterol jahat, risiko stroke, dan penyakit jantung.
-
-
Memperparah Asam Lambung
-
Konsumsi gorengan dengan minyak bekas memperburuk refluks asam lambung.
-
Cara Mencegah Dampak Buruk Minyak Jelantah
-
Masak dalam porsi kecil untuk hindari sisa minyak berlebih.
-
Jangan campur minyak baru dan bekas – polimerisasi minyak bekas menghasilkan racun.
-
Gunakan maksimal 2 kali, lalu buang.
Alternatif Lebih Sehat
-
Gunakan minyak dengan titik asap tinggi (kelapa, canola, atau alpukat) untuk mengurangi pembentukan racun.
-
Metode masak sehat seperti rebus, kukus, atau panggang bisa jadi pilihan.