delinews24.net – Dana darurat adalah komponen kunci dalam perencanaan keuangan yang harus disimpan dengan hati-hati. Memilih instrumen yang salah justru bisa membuat dana sulit diakses saat dibutuhkan mendesak. Melalui akun Instagram @SikapiUangmu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan rekomendasi tiga instrumen terbaik untuk menyimpan dana darurat sekaligus tiga jenis investasi yang harus dihindari.
3 Instrumen Terbaik untuk Dana Darurat
- Rekening Tabungan
Akses cepat: Cair dalam hitungan menit tanpa hambata, Tips OJK: Simpan di rekening terpisah dari rekening utama agar tidak tercampur dengan pengeluaran harian. - Deposito Berjangka
Bunga lebih tinggi: Cocok untuk sebagian dana darurat yang tidak perlu dicairkan segera, Perhatikan: Pilih deposito yang bisa dicairkan sebelum jatuh tempo tanpa penalti untuk kebutuhan mendesak. - Reksa Dana Pasar Uang
Return lebih baik: Dikelola manajer investasi profesional dengan risiko rendah, Peringatan OJK: Hindari produk dengan biaya administrasi tinggi atau campuran instrumen berisiko.
3 Instrumen yang Harus Dihindari
- Saham: Terlalu fluktuatif, Harga bisa anjlok saat dibutuhkan, Berisiko gagal memenuhi kebutuhan darurat.
- Pinjaman Daring (P2P Lending), Risiko gagal bayar, Dana bisa tertahan jika peminjam telat membayar atau kredit macet.
- Aset Kripto, Spekulatif ekstrem, Volatilitas tinggi seperti Bitcoin berpotensi merugikan jika harus dicairkan saat harga turun drastis.
Pesan Krusial dari OJK
OJK mengingatkan masyarakat melalui kampanye #TemanSikapi:
“Jangan sampai emergency fund kamu ikutan emergency karena keliru ‘tempat parkir’.”
Tips Tambahan
Alokasi ideal: Dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran rutin.
Diversifikasi: Bagi dana ke beberapa instrumen (contoh: 50% tabungan, 30% reksa dana pasar uang, 20% deposito).
Evaluasi rutin: Pastikan likuiditas dan risiko instrumen tetap sesuai kebutuhan.