Jangan pikir kami akan diam,
hanya karena kau siram kami dengan ancaman.
Kami ini batu yang keras,
tak goyah meski dihantam palu berulang kali.
Di bawah langit yang kau suramkan,
kami masih menyala,
menjadi bara di tengah malam yang kau tutupi kabut.
Suara kami,
adalah denting paku yang tak henti mengetuk,
di pintu-pintu kekuasaan yang kau coba kunci.
Kami ini bukan angka yang bisa kau hitung,
bukan nama yang bisa kau hapus dari daftar.
Kami adalah sungai yang tak pernah kering,
mengalir di setiap celah,
mengikis dinding-dinding dusta yang kau bangun tinggi.
Kau pikir kami bisa dijinakkan,
dengan janji-janji yang kosong,
dengan seragam yang berderet di jalan.
Tapi kami adalah mimpi burukmu,
yang akan terus hidup,
mengusik tidurmu,
sampai keadilan benar-benar datang.
