menikmati rasa pening dalam secangkir kopi,
berkawan bayang-bayang senyummu,
jemari enggan melukis bait-bait frasa kalbu,
bersama dekap pelukan dari semilir sang bayu.
Allahumma ya Fattah
ya Razzaq
ya Ghani
ya Mughni.
Kopi dan Doa
Read Also
Takdir itu seperti tetes hujan yang jatuh, kau…
Aku telah menulis banyak puisi untukmu, tapi aku…
Diperjalananku.. Aku melewati sebuah rumah.. Lama kupandangi rumah…
Kau riap-riap benderang Datang meniti petir Mengulas senyum…
Sini mari sini nona, duduk di sampingku tak…
Segundah Pungguk Lapar Sebuah rindu abadi Dari…