Scroll untuk baca berita
Example floating
Example floating
Kota MedanPeristiwa

Musim Kemarau Picu Suhu Tinggi, Medan Alami Cuaca Terik Hingga 38°C

29
×

Musim Kemarau Picu Suhu Tinggi, Medan Alami Cuaca Terik Hingga 38°C

Share this article
Ilustrasi Kota/IS

Medan|delinews24.net – Wilayah Kota Medan dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir mengalami cuaca panas ekstrem, dengan suhu mencapai 35 hingga 38 derajat Celcius. Kondisi ini diprediksi oleh Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan akan berlangsung selama 2-3 hari ke depan.

Musim Kemarau dan Penyebab Peningkatan Suhu

Lestari Irene Purba, Forecaster on Duty (Petugas Prakiraan Cuaca) BBMKG Wilayah I Medan, menjelaskan bahwa Kota Medan saat ini sedang memasuki musim kemarau. Hal ini ditandai dengan berkurangnya intensitas curah hujan dan peningkatan suhu udara yang signifikan.

“Saat ini, Kota Medan dan sekitarnya sudah masuk ke musim kemarau. Suhu udara tertinggi tercatat mencapai 38,2 derajat Celcius pada tanggal 1 Juni 2025,” ungkap Irene saat dikonfirmasi pada Senin (2/6/2025).

Ia menambahkan, cuaca panas ini disebabkan oleh aliran udara divergen (menyebar) yang menghambat pertumbuhan awan hujan. “Kondisi ini mengurangi potensi pembentukan awan hujan, sehingga pemanasan matahari pada siang hari menjadi lebih intens,” jelasnya.

Meski demikian, Irene menyebutkan bahwa pada sore hingga malam hari, masih ada potensi hujan ringan hingga sedang di beberapa wilayah, seperti pantai timur, lereng timur, dan pegunungan Sumatera Utara. “Pemanasan tinggi di siang hari memicu pertumbuhan awan konvektif di malam hari,” ujarnya.

Imbauan untuk Masyarakat

Menyikapi kondisi cuaca ekstrem ini, BBMKG Wilayah I Medan mengimbau masyarakat untuk:

  1. Mengurangi aktivitas di luar ruangan pada siang hari, terutama saat suhu mencapai puncaknya.

  2. Memperbanyak konsumsi air putih dan buah-buahan untuk mencegah dehidrasi.

  3. Menggunakan pelindung seperti topi atau payung jika harus beraktivitas di bawah terik matahari.

Dampak terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Cuaca panas ekstrem berpotensi menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, seperti dehidrasi, heatstroke, dan iritasi kulit. Dokter umum di salah satu rumah sakit di Medan, dr. Ahmad Fauzi, menyarankan masyarakat untuk waspada terhadap gejala seperti pusing, mual, dan lemas berlebihan.

Selain itu, panas yang tinggi juga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara telah meningkatkan pemantauan di wilayah rawan kebakaran.

Prediksi ke Depan

BBMKG memperkirakan cuaca panas ini masih akan berlangsung selama beberapa hari sebelum perlahan mereda. Masyarakat diharapkan terus memantau informasi terbaru dari lembaga terkait untuk mengantisipasi dampak yang mungkin timbul.

Dengan kesiapan dan kewaspadaan bersama, diharapkan masyarakat dapat melewati periode cuaca ekstrem ini dengan tetap menjaga kesehatan dan keamanan.

Example 120x600