delinews24.net – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi mengumumkan kenaikan tarif ojek online (ojol) sebesar 8-15 persen, tergantung zona. Penyesuaian ini menyusul kajian mendalam terkait biaya operasional dan kesejahteraan pengemudi.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, menjelaskan, kenaikan tarif berlaku untuk tiga zona dengan persentase berbeda.
“Kami telah menyelesaikan kajian, khususnya untuk ojol roda dua. Kenaikannya bervariasi, ada 15 persen dan 8 persen, tergantung zona,” ujar Aan dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR di Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Aan menyatakan, kenaikan ini telah disetujui oleh perusahaan aplikasi. Namun, untuk memastikan implementasinya, Kemenhub akan memanggil perwakilan aplikator pada Selasa (1/7/2025).
Tuntutan Potongan Tarif Aplikator Masih Dikaji
Selain tarif, Aan juga menanggapi tuntutan pengemudi agar pemotongan tarif oleh aplikator dibatasi maksimal 10 persen, dari sebelumnya mencapai 20 persen.
“Ekosistem ojol melibatkan banyak pihak, termasuk 1 juta lebih mitra pengemudi dan 25 juta UMKM. Kami masih mengkaji permintaan ini dan akan segera memberikan keputusan,” jelasnya.
Acuan Tarif Masih Berdasarkan Kepmenhub 2022
Tarif ojol saat ini mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor 564 Tahun 2022. Kenaikan sebelumnya dilakukan dengan mempertimbangkan kenaikan UMR, asuransi pengemudi, dan biaya jasa minimal empat kilometer.
Berikut rincian tarif berdasarkan zona:
-
Zona I: Rp2.000–Rp2.500 (per km), biaya minimal 4 km Rp8.000–Rp10.000.
-
Zona II: Rp2.550–Rp2.800 (per km), biaya minimal 4 km Rp10.200–Rp11.200.
-
Zona III: Rp2.300–Rp2.800 (per km), biaya minimal 4 km Rp9.200–Rp11.000.
Kemenhub berkomitmen memastikan kenaikan tarif tetap seimbang dengan kesejahteraan pengemudi dan keberlangsungan bisnis ojol.
