Entah harus ku maknai apa ini.
Alur kepura-puraanmu,
atau memang jalan yang kau pilih.
Yang ku tahu pasti seketika dunia ku henti. Kepingan kini tak akan tergenapi.
Isak lirih, sakit hati, memaksaku tetap rela melepasmu.
Kemudian yang dapat ku lakukan hanya berkali-kali menguatkan diri
dengan meyakinkan bahwa hidup hanya perihal merelakan yang sempat tergenggam,
perihal belajar terus menerus tentang sabar.