delinews24.net – Timnas Indonesia U-23 baru saja mengalami kekalah meperebutkan tempat ke-3 dalam perhelatan piala AFC U-23 yang berlangsung di Qatar 5/3/2024.
Indonesia unggul terlebih dahulu melalui gol Ivan Janner pada menit ke 19, kemudian Timnas Iraq kembali menyamakan kedudukan lewat zaid Tahsen pada menit ke 27 dan kembali Unggul pada menit ke 96 lewat berhasil memanfaatkan kelengahan Timnas Indonesia melalui tendangan terukur Ali Jasim.
hal ini tentu saja mendatangkan kekecewaan yang mendalam bagi fans dan pendukung setia Timnas karena gagal melihat Timnas melaju kebabak selanjutnya dan gagal mengambil tiket Otomatis lansung olimpiade Paris yang akan datang, Garuda muda masih memiliki harapan lolos dengan mengalahkan posisi ke 4 dari zona afrika yang tentu saja sangat menarik kita saksikan.
Diaspora VS Lokal Pride
Ada hal menarik yang perlu kita cermati dalam pertandingan kemarin yaitu perbedaan mental antara pemain yang main di liga luar dengan pemain liga lokal mega proyek pemanggilan kembali pemain keturunan Indonesia yang berada di luar negri (diaspora) sangat efektif dan menjanjikan bahwa terlihat dari segi daya juang di lapangan mereka terlihat sangat berani dan bermain dengan penuh ketenangan dan teknik yang baik, Dalam hal ini kami bukan mengatakan bahwa pemain lokal tidak memiliki hal yang sama akan tetapi mereka tidak memiliki ketenangan dan teknik yang sama sehingga menjadi cela tim lawan mencetak gol.
Hal tersebut harusnya semakin menjadi perhatian PSSI sebgai organisasi induk sepakbola perbaikan, pembinaan khusus harus segera di laksanakan demi cita-cita melihat pasukan garuda bisa berbicara banyak di kancah Asia bahkan Dunia, Kita tidak selamanya bisa mengandalkan dan mencari pemain diaspora kita harus punya pem6binaan usia dini yang siap bersaing dan punya mental pemenang.
Terlihat sangat signifikan ketika mengumpan pemain diaspora seakan-akan kebingungan ketika mencari rekan yang bisa menerima umpan mereka sehingga bola selalu hilang ditangan pemain lokal kemudian malas merebutnya kembali hal in ikebanyakan membuat pemain diaspora kebingungan
Fisik Pemain
Dari dua laga terakhir Timnas kita terlihat masih lemah difisik terutama kita memasuki menit ke 70 keatas fisik selalu down dan sering kehilangan bola, bahkan saat melawan Korea Selatan yang memiliki jumlah pemain 10 karena terkena kartu merah Timnas kita masih kewalahan menghadapinya dan terlihat jauh dari pemain asia lain yang kita hadapi tentunya hal ini harus bisa Tim pelatih dan PSSI merubahnya, semoga kekalahan ini menjadi gerbang era baru pesepakbolaan di indonesia dan membinaan terhadap Talenta muda Garuda lebih di perhatikan.