Example floating
Example floating
EkonomiFenomenaInternasional

Miliarder Teknologi Berbondong-Bondong Investasi di Sektor Pertanian, Apa yang Mereka Cari?

44
×

Miliarder Teknologi Berbondong-Bondong Investasi di Sektor Pertanian, Apa yang Mereka Cari?

Share this article
Pangan Jadi Kekuatan Baru: Bagaimana Miliarder Digital Kuasai Masa Depan Agrikultur

delinews24.net – Dunia sedang menyaksikan pergeseran strategi besar-besaran di kalangan miliarder teknologi. Setelah sebelumnya fokus pada metaverse, kecerdasan buatan (AI), dan eksplorasi luar angkasa, para raksasa teknologi seperti Bill Gates, Jeff Bezos, Jack Ma, Mark Zuckerberg, hingga Elon Musk kini berbondong-bondong mengalihkan perhatian mereka ke sektor pertanian.

Bill Gates: Raja Lahan Pertanian di AS

Melalui Cascade Investment, Bill Gates telah menjadi pemilik lahan pertanian terbesar di Amerika Serikat, dengan total kepemilikan mencapai 242.000–275.000 acre yang tersebar di 18–20 negara bagian. Pada 2023, ia bahkan membeli tambahan 2.100 hektar lahan di North Dakota senilai US$13,5 juta.

Gates tidak sekadar membeli tanah, tetapi juga membangun ekosistem pertanian masa depan, termasuk:

  • Pengembangan bibit tahan iklim ekstrem.
  • Teknologi irigasi cerdas dan pertanian regeneratif.
  • Investasi besar-besaran dalam riset pangan berkelanjutan.

Dalam berbagai pernyataannya, Gates menyebut bahwa “pangan akan menjadi tantangan terbesar dunia dalam menghadapi perubahan iklim” dan “siapa yang menguasai pangan, akan memegang kunci stabilitas global.”

Jeff Bezos: Dari E-Commerce ke Vertical Farming

Jeff Bezos, pendiri Amazon, tidak mau ketinggalan. Ia kini memiliki sekitar 420.000 acre lahan pertanian, terutama di Texas. Melalui Bezos Earth Fund, ia menggelontorkan US$10 miliar untuk proyek mitigasi perubahan iklim, termasuk pertanian regeneratif.

Bezos juga berinvestasi di:

  • Plenty Unlimited, startup vertical farming bernilai hampir US$1 miliar.
  • Riset daging sintetis dan protein berbasis laboratorium, dengan suntikan dana US$60 juta.

Tujuannya jelas: jika Amazon menguasai distribusi barang, Bezos ingin memastikan rantai pasok pangan juga berada dalam kendalinya.

Jack Ma: Kembali ke Pertanian dengan Teknologi Digital

Setelah lama menghilang dari publik, Jack Ma kembali dengan fokus baru: pertanian digital. Ia mendirikan Digital Agriculture Base di Tiongkok dan memanfaatkan Alibaba Cloud untuk membantu petani menganalisis cuaca, tanah, dan pola tanam secara real-time.

Ma juga menghubungkan petani kecil langsung ke pasar melalui platform e-commerce, memangkas tengkulak, dan mendorong pertanian organik bernilai tinggi. Di Jepang, ia bahkan mempelajari teknologi agrikultur terbaru.

Mark Zuckerberg & Elon Musk: Pertanian untuk Masa Depan

Mark Zuckerberg (Chan Zuckerberg Initiative) fokus pada biotek tanaman dan precision agriculture untuk menciptakan pangan yang lebih efisien dan tahan iklim.

Elon Musk (SpaceX & Tesla) mendanai riset closed-loop farming (pertanian dalam ruang tertutup) untuk mendukung kehidupan di Mars.

Apa yang Mendasari Pergerakan Mereka?

  1. Krisis Pangan Global – FAO melaporkan 735 juta orang mengalami kelaparan kronis pada 2023.
  2. Perubahan Iklim – Degradasi tanah dan kelangkaan air mengancam produksi pangan.
  3. Stabilitas Ekonomi Jangka Panjang – Harga lahan pertanian cenderung naik, sementara permintaan pangan tak pernah surut.

Pelajaran untuk Indonesia

Sementara para miliarder teknologi mengokohkan pijakan di sektor pertanian, Indonesia justru mulai kehilangan basis agrarisnya. Jika ingin mandiri pangan, Indonesia harus:

  • Mengadopsi teknologi pertanian modern.
  • Memperkuat riset bibit unggul dan irigasi cerdas.
  • Mendorong investasi berbasis keberlanjutan.

“Pangan adalah kebutuhan dasar yang tak tergantikan. Jika kita tidak serius, kita hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri,” tegas seorang analis agrikultur.

Example 120x600