Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara melalui Bidang Ekonomi menggelar kegiatan pelatihan pemberdayaan ekonomi umat yang dibuka di Aula Kantor MUI Sumut, Medan, Selasa (19/8/2025). Pelatihan ini akan berlangsung selama dua hari hingga Rabu (20/8/2025).
Ketua Bidang Ekonomi MUI Sumut, Prof. Saparuddin, menyampaikan bahwa setiap masjid memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat. Salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di setiap masjid.
“Jika zakat produktif dikelola dengan baik, dijadikan pinjaman bergulir, maka tidak ada lagi orang miskin. Anak-anak mampu sekolah, pengobatan bisa gratis, dan umat terhindar dari jeratan rentenir. Kita harapkan Bank Sumut Syariah turut berperan aktif dalam mendukung hal ini,” ungkap Prof. Saparuddin.
Bupati Langkat, Syah Afandin, yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya momentum ini sebagai gerakan kebangkitan ekonomi umat. Ia mengingatkan bahwa meskipun umat Islam mayoritas, potensi yang ada sering kali belum dimanfaatkan secara optimal.
“Saya baru saja bertemu Presiden dan beberapa Menteri, terungkap bahwa 90 persen aset ekonomi dikelola segelintir orang. Di bumi Allah ini, ketika keberkahan tidak hadir, pasti ada sesuatu yang salah. Para pahlawan dulu memerdekakan negeri ini dengan pekikan Allahu Akbar, maka kini kita harus melanjutkan perjuangan dengan membangkitkan ekonomi umat. Kita minta bank syariah dan BUMD mencari terobosan nyata untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,” tegas Syah Afandin.
Ketua Umum MUI Sumut, Dr. H. Maratua Simanjuntak, menegaskan bahwa isu ekonomi merupakan masalah mendesak yang perlu segera diatasi. Ia mengaitkan kondisi ini dengan pesan Buya H. Anwar Abbas serta pidato Presiden RI yang menekankan pentingnya persatuan.
“Mengutip perkataan K.H. Ma’ruf Amin, 50 tahun lalu MUI didirikan untuk menyatukan ormas-ormas Islam. Namun sekarang justru terlihat masing-masing ormas sibuk dengan kepentingannya. Kita harus kembali kepada tujuan awal MUI, yaitu persatuan dan kebangkitan umat,” jelas Dr. Maratua.
Beliau juga menceritakan pengalamannya menghadiri Rakornas PINBAS di Kalimantan Timur pada akhir Juli lalu. Salah satu contoh sukses adalah perusahaan kopi Darul Mursyid yang siap masuk ke pasar ekspor dengan syarat kepemilikan lahan 2.000 hektar.
“Ini bukti bahwa peluang selalu ada jika kita serius. Dulu ada PINBUK, sekarang PINBAS. Kita harus mampu bersaing dan membuka mata bahwa umat Islam menginginkan kemajuan. Karena itu, kami mengajak rekan-rekan bank syariah dan para narasumber untuk benar-benar membantu memberdayakan ekonomi umat,” pungkas Dr. Maratua.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu lahirnya program-program konkret pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid, yang melibatkan sinergi antara pemerintah daerah, perbankan syariah, lembaga zakat, serta para pelaku usaha