Deli Serdang – Dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi dan kesejahteraan perempuan serta anak di Kabupaten Deli Serdang, khususnya bagi mereka yang terdampak HIV/AIDS, pertemuan strategis digelar antara Deli Serdang Task Force (DSTF), PKBI Sumatera Utara, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Deli Serdang. Pertemuan ini dihadiri oleh Hardi Dido, S.Psi., M.Psi., selaku Koordinator DSTF dan Technical Officer Deli Serdang dari lembaga OPSI, bersama Antono, Advokasi Officer (AO) dari PKBI Sumatera Utara, serta dipimpin oleh Dr. Dra. Hj. Miska Gewasari, M. dari P3AP2KB Deli Serdang.
Dalam diskusi tersebut, agenda penting yang dibahas meliputi inisiatif penyediaan makanan tambahan mikronutrien bagi ibu dan anak yang terdampak HIV/AIDS. Dr. Dra. Hj. Miska Gewasari menyampaikan bahwa bantuan mikronutrien ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi esensial, membantu menjaga kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup kelompok rentan, terutama anak-anak yang sangat membutuhkan dukungan gizi ekstra.
Hardi Dido dari DSTF dan OPSI mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung upaya ini dan siap untuk berkolaborasi secara intensif agar program ini menjangkau keluarga yang membutuhkan. Antono dari PKBI Sumut juga menekankan pentingnya dukungan dari berbagai sektor untuk memastikan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan, menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan di Deli Serdang.
Selain membahas program mikronutrien, pertemuan ini juga membicarakan Nota Kesepahaman (MoA) antara DSTF dan P3AP2KB Deli Serdang. Kesepahaman ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kolaborasi jangka panjang, terutama dalam pelaksanaan program edukasi kesehatan reproduksi dan layanan kesehatan komprehensif bagi remaja serta komunitas yang terdampak HIV/AIDS.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bagian dari upaya terpadu untuk memutus mata rantai penularan HIV/AIDS di Deli Serdang. Dengan melibatkan berbagai pihak, seperti lembaga kesehatan, pemerintah daerah, dan komunitas setempat, diharapkan semakin banyak keluarga yang memahami pencegahan penularan serta mendapatkan akses layanan kesehatan yang optimal. Langkah ini diharapkan akan memperkuat kesadaran masyarakat dan membangun sistem pendukung yang lebih inklusif bagi orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS di wilayah tersebut.
