Delinews24.net – Kemenangan Indonesia 3-0 atas vietnam di Stadion My Dinh National Stadium Vietnam Selasa 26 Maret 2024 pada kualifikasi piala dunia putaran kedua grup F menimbulkan pertanyaan besar yang mungkin ada di benak para pecinta Timnas sepak bola Indonesia.
Ia adalah fenomena pemain diaspora yang bermain di klub-klub liga Eropa ikut turun membantu Timnas Indonesia memenangkan laga tersebut.
Gol J. Idzes, R. Oratmangoen, dan R. Sananta runtuhkan mental Vietnam
Dalam pengamatan sebenarnya permainan berjalan imbang. Saling balas serangan antar kedua tim berlangsung alot.
Namun pada menit ke-9 pemain belakang Indonesia J. Idzes berhasil membuka kemengan lewat sundulan kepala ke gawang Vietnam yang di kawal oleh F. Nguyen.
Setelah itu pada menit ke 23 babak pertama striker Timnas Indonesia yang berasal dari klub Fortuna Sittrad liga Belanda yakni Ragnar Oratmangoen memperlebar kedudukan menjadi 2-0 untuk Indonesia.
Pada babak ke 2 pertandingan mulai kondisi sangat tampak di kuasai Indonesia dengan bertahan yang sangat baik dan di menit ke 90+8. Gol selanjutnya di ciptakan oleh Ramadhan Sananta lewat umpan dari Egi Maulana Fikri menutup kemenangan timnas indonesia menjadi 3-0
Perbedaan mental yang signifikan antara pemain diaspora dan lokal
Jika kita fokus mengamati pertandingan, terlihat jelas permasalahan yang harusnya perbaiki oleh pelatih Shin Tae Yong, yakni mental dan jiwa ketengan pemain lokal yang jauh tertinggal dengan pemain diaspora tersebut.
Salah satu contohnya di menit ke 90+6 Riki Kambuaya pemain liga lokal yang baru masuk langsung terkena kartu kuning dikarenakan melanggar pemain Vietnam.
Ini sebenarnya merupakan pelanggaran yang tak perlu dan merugikan. Inilah yang menjadi acuan pemain liga lokal jika mau bersaing dengan pemain diaspora Eropa, mereka harus memiliki mental dan daya juang yang sama agar tidak tertinggal dalam perkembangan sepakbola Indonesia.
Jika semangat mental ini sama kita yakin bisa juga mengandalkan pemain yang berasal dari liga lokal Indonesia.
Berkaca dari Filipina
Fenomena masuknya pemain diaspora yang mau bermain untuk timnas Indonesia ini sebaiknya diimbangi dengan pembinaan pemain lokal.
Pemain muda di segala kelompok umur, sembari mencari pemain diaspora yang berlevel grade A untuk memperkuat Timnas sepak bola Indonesia.
Itu harus kita lakukan agar tidak menimbulkan kesan instan di tubuh Timnas Indonesia. Kedalaman skuad pun harus di perhatikan karena pada pertandingan dengan Vietnam tersebut beberapa pemain diaspora pun berhalangan hadir karena sakit dan akumulasi kartu.
Masalah seperti ini harus diantisipasi kedepan sebab buka tidak mungkin atlet bisa cedera atau berhalangan hadir bertanding.
Berkaca pada timnas Filipina yang dulu nya begitu mentereng dengan penampilan Younghusband bersaudara, namun memiliki skuad yang dangkal tanpa generasi penerus.
Pasca masa keemasan Younghusband bersaudara habis, Timnas Filipina kembali menjadi timnas Semenjana yang mudah terbantai oleh timnas negara lain.
Oleh sebab itu Indonesia harus lebih mempersiapkan talenta-talenta muda sebagai regenarasi Justin hubber dan kawan-kawan sekarang.