Scroll untuk baca berita
Example floating
Example floating
Agraria

Kementerian ATR/BPN Luncurkan Proyek ILASP: Perkuat Tata Kelola Pertanahan dan Tata Ruang Berbasis Iklim

248
×

Kementerian ATR/BPN Luncurkan Proyek ILASP: Perkuat Tata Kelola Pertanahan dan Tata Ruang Berbasis Iklim

Share this article

Jakarta, 14 April 2025 – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) resmi memulai pelaksanaan proyek Integrated Land Administration and Spatial Planning (ILASP) melalui kegiatan kick-off meeting di Jakarta. Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menegaskan proyek senilai Rp 2,3 triliun (USD 150 juta) ini menjadi terobosan penting dalam menciptakan sistem pertanahan dan tata ruang yang responsif terhadap perubahan iklim.

5 Pilar Utama Proyek ILASP

Proyek yang didukung World Bank ini akan fokus pada lima komponen strategis:

  1. Perencanaan tata ruang adaptif perubahan iklim
  2. Penguatan hak kepemilikan tanah dan pengelolaan lanskap
  3. Sistem informasi pertanahan dan penilaian properti terpadu
  4. Pemetaan skala besar untuk aksi iklim
  5. Pengembangan kapasitas SDM dan manajemen proyek

“Proyek ini akan menjadi game changer dalam transformasi digital sektor pertanahan dan tata ruang kita,” tegas Menteri Nusron dalam pidato pembukaan.

Prioritas Implementasi 2025-2027

Kementerian menetapkan beberapa program prioritas yang akan segera dijalankan:

1. Percepatan RDTR Responsif Iklim

  • Target: 100% kabupaten/kota memiliki RDTR berbasis risiko iklim pada 2027
  • Anggaran: Rp 850 miliar
  • Cakupan: 215 kabupaten/kota rawan bencana hidrometeorologi

2. PTSL Terintegrasi dengan Data Spasial

  • Target: 5 juta sertifikat tanah terintegrasi sistem digital
  • Inovasi: Koneksi data dengan BIG dan BMKG
  • Benefit: Pengurangan konflik tanah hingga 40%

3. Pemetaan ZNT Nasional

  • Skala: 1:1000 untuk 25 kota metropolitan
  • Teknologi: Penggunaan AI dalam valuasi properti
  • Output: Database nilai tanah real-time

Dukungan World Bank dan Mitra Strategis

Claudia Ines Vasquez Suarez, Program Leader World Bank menyatakan:
“Proyek ini termasuk yang paling kompleks di Asia Tenggara dengan potensi dampak pada 120 juta penduduk. Kami siap mendukung penuh implementasinya.”

Beberapa bentuk dukungan teknis:

  • Pelatihan 1.000 aparatur di bidang geodesi digital
  • Penyediaan platform cloud untuk integrasi data
  • Pendampingan teknis oleh ahli internasional

Tantangan dan Strategi

Wakil Menteri ATR/BPN Ossy Dermawan mengidentifikasi tiga tantangan utama:

  1. Koordinasi lintas kementerian
    • Solusi: Pembentukan gugus tugas khusus
  2. Kesiapan infrastruktur digital
    • Solusi: Hybrid cloud system
  3. Perubahan paradigma masyarakat
    • Solusi: Kampanye masif melalui media digital

Dampak yang Diharapkan

Proyek ini diproyeksikan memberikan manfaat:

  • Pengurangan emisi karbon 2,5 juta ton/tahun melalui tata ruang rendah karbon
  • Peningkatan PDRB sektor properti 15% secara nasional
  • Penurunan kasus sengketa tanah 35% dalam 3 tahun

Jadwal Implementasi

Tahap Periode Fokus Kegiatan
Persiapan Q2 2025 Penyusunan SOP dan pelatihan
Implementasi Q3 2025-Q4 2026 Pelaksanaan di 15 provinsi prioritas
Evaluasi Q1 2027 Pengukuran dampak dan replikasi

Komentar Para Pemangku Kepentingan

Suyus Windayana (Sekjen ATR/BPN):
“Kami sudah menyiapkan 150 SDM khusus yang akan ditugaskan di lapangan.”

Virgo Eresta Jaya (Dirjen Survei dan Pemetaan):
“Teknologi Lidar dan drone mapping akan menjadi tulang punggung pemetaan skala besar.”

Next Steps

  • Pembentukan tim percepatan di 34 provinsi
  • Uji coba sistem di 5 kabupaten percontohan
  • Peluncuran dashboard pemantauan real-time

Proyek ILASP menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mewujudkan tata kelola tanah dan ruang yang berkelanjutan di era perubahan iklim. Dengan dukungan semua pihak, target transformasi digital sektor pertanahan 2024-2029 bisa tercapai tepat waktu.

Example 120x600