Jakarta, 14 April 2025 – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) resmi memulai pelaksanaan proyek Integrated Land Administration and Spatial Planning (ILASP) melalui kegiatan kick-off meeting di Jakarta. Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menegaskan proyek senilai Rp 2,3 triliun (USD 150 juta) ini menjadi terobosan penting dalam menciptakan sistem pertanahan dan tata ruang yang responsif terhadap perubahan iklim.
5 Pilar Utama Proyek ILASP
Proyek yang didukung World Bank ini akan fokus pada lima komponen strategis:
- Perencanaan tata ruang adaptif perubahan iklim
- Penguatan hak kepemilikan tanah dan pengelolaan lanskap
- Sistem informasi pertanahan dan penilaian properti terpadu
- Pemetaan skala besar untuk aksi iklim
- Pengembangan kapasitas SDM dan manajemen proyek
“Proyek ini akan menjadi game changer dalam transformasi digital sektor pertanahan dan tata ruang kita,” tegas Menteri Nusron dalam pidato pembukaan.
Prioritas Implementasi 2025-2027
Kementerian menetapkan beberapa program prioritas yang akan segera dijalankan:
1. Percepatan RDTR Responsif Iklim
- Target: 100% kabupaten/kota memiliki RDTR berbasis risiko iklim pada 2027
- Anggaran: Rp 850 miliar
- Cakupan: 215 kabupaten/kota rawan bencana hidrometeorologi
2. PTSL Terintegrasi dengan Data Spasial
- Target: 5 juta sertifikat tanah terintegrasi sistem digital
- Inovasi: Koneksi data dengan BIG dan BMKG
- Benefit: Pengurangan konflik tanah hingga 40%
3. Pemetaan ZNT Nasional
- Skala: 1:1000 untuk 25 kota metropolitan
- Teknologi: Penggunaan AI dalam valuasi properti
- Output: Database nilai tanah real-time
Dukungan World Bank dan Mitra Strategis
Claudia Ines Vasquez Suarez, Program Leader World Bank menyatakan:
“Proyek ini termasuk yang paling kompleks di Asia Tenggara dengan potensi dampak pada 120 juta penduduk. Kami siap mendukung penuh implementasinya.”
Beberapa bentuk dukungan teknis:
- Pelatihan 1.000 aparatur di bidang geodesi digital
- Penyediaan platform cloud untuk integrasi data
- Pendampingan teknis oleh ahli internasional
Tantangan dan Strategi
Wakil Menteri ATR/BPN Ossy Dermawan mengidentifikasi tiga tantangan utama:
- Koordinasi lintas kementerian
- Solusi: Pembentukan gugus tugas khusus
- Kesiapan infrastruktur digital
- Solusi: Hybrid cloud system
- Perubahan paradigma masyarakat
- Solusi: Kampanye masif melalui media digital
Dampak yang Diharapkan
Proyek ini diproyeksikan memberikan manfaat:
- Pengurangan emisi karbon 2,5 juta ton/tahun melalui tata ruang rendah karbon
- Peningkatan PDRB sektor properti 15% secara nasional
- Penurunan kasus sengketa tanah 35% dalam 3 tahun
Jadwal Implementasi
Tahap | Periode | Fokus Kegiatan |
---|---|---|
Persiapan | Q2 2025 | Penyusunan SOP dan pelatihan |
Implementasi | Q3 2025-Q4 2026 | Pelaksanaan di 15 provinsi prioritas |
Evaluasi | Q1 2027 | Pengukuran dampak dan replikasi |
Komentar Para Pemangku Kepentingan
Suyus Windayana (Sekjen ATR/BPN):
“Kami sudah menyiapkan 150 SDM khusus yang akan ditugaskan di lapangan.”
Virgo Eresta Jaya (Dirjen Survei dan Pemetaan):
“Teknologi Lidar dan drone mapping akan menjadi tulang punggung pemetaan skala besar.”
Next Steps
- Pembentukan tim percepatan di 34 provinsi
- Uji coba sistem di 5 kabupaten percontohan
- Peluncuran dashboard pemantauan real-time
Proyek ILASP menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mewujudkan tata kelola tanah dan ruang yang berkelanjutan di era perubahan iklim. Dengan dukungan semua pihak, target transformasi digital sektor pertanahan 2024-2029 bisa tercapai tepat waktu.