Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
CERPEN

Kau Masih Kutunggu

9
×

Kau Masih Kutunggu

Share this article

Lama tidak menjadikanmu topik obrolan. Kupikir sudah lupa, ternyata masih sama: aku masih jatuh cinta kepadamu. Meski tidak berakhir denganmu, aku harap kamu tidak buru-buru menetap, karena aku masih ingin mencintaimu tanpa rasa bersalah.

Selama bertahun-tahun aku selalu mengalah. Dan untuk kali ini saja, aku ingin egois. Bukan lagi perkara menang atau kalah, aku hanya ingin mencintaimu tanpa perasaan bersalah. Sudah telanjur luka, ditambah sedikit lagi sepertinya tidak masalah.

“Sudah sampai di mana usahamu menunggu?”

Sudah sampai pada kesadaran bahwa entah kamu atau bukan, suatu saat nanti pasti akan datang seseorang yang meski tahu jalan untuk pergi, dia memilih untuk menetap.

Ternyata kamu semakin jauh, dan semakin sulit juga bagiku untuk menjangkau. Entahlah, aku yang biasanya percaya diri, tiba-tiba merasa tidak tahu diri.

Kalau boleh nego sama Tuhan, aku akan minta agar perasaanku cukup sampai di sini saja. Aku tidak mau menunggu yang lama. Jika memang bukan dia, aku mau jawabannya sekarang. Capek, mau istirahat dari perasaan ini. Tidak apa-apa bila harus menyerah, aku juga siap untuk berhenti.

Semalam mimpi ketemu, terus tadi pagi langsung buru-buru mengetikkan namanya di menu pencarian, satu hal yang aku sadari bahwa bahkan setelah bertahun-tahun tanpa komunikasi, tanpa apa pun itu, perasaanku masih tetap sama.

Sore ini, aku dengan berani bertanya kepada Tuhan: “Tuhan, apakah tidak ada pertemuan lain lagi yang Kau rencanakan selain dalam mimpi? Aku butuh jawaban untuk semua pertanyaan yang menumpuk di kepalaku, dan jawaban yang paling ingin kudengar adalah jawabanMu.

Capek ga sih, nunggu orang yang kita sudah tahu ga akan pernah datang? Ya, pasti capek. Tapi, ga pernah ada alasan yang cukup agar bisa berhenti. Setiap langkah yang kupikir sudah jauh, ternyata masih jalan di tempat. Menyebalkan, ya? Hehehe

Beberapa tahun yang lalu, aku jatuh cinta pada seseorang. Kukira akan jadi perasaan biasa pada perempuan yang umurnya masih belasan tahun, ternyata perasaan yang enggan kuberi nama itu, masih ada dan semakin nyata bahkan bertahun-tahun setelahnya.

Hai, kita ketemu lagi. Eh lebih tepatnya melihatmu dari jauh. Makin hebat, ya, sekarang. Bangga banget aku tuh sama kamu. Sepertinya aku memang mencintai orang yang tepat, meski aku bukan orang yang tepat buat kamu cintai. Tidak apa-apa, aku sudah merasa cukup.

Aku tahu kamu tidak akan pernah baca ini, tapi aku mau bilang: sehat terus, semangat pelayanannya. Dulu waktu aku bilang kalau kamu itu pintar, kamu tidak percaya. Sekarang terbukti, kan? Hehe

Tidak perlu merasa terganggu. Aku akan meletakkan perasaan ini jauh-jauh. Sepertinya setelah ini, aku akan belajar untuk memahami maksud Tuhan membiarkan aku jatuh cinta pada seseorang yang tidak memiliki perasaan yang sama.

Saat aku tahu harus berhenti, aku memilih untuk bertahan. Bukan keras kepala, hanya saja hatiku masih menyimpan perasaan yang harus aku perjuangkan.

“Kok bisa menunggu selama bertahun-tahun?”

Bisa. Karena selama bertahun-tahun juga, aku tidak pernah benar-benar ingin berhenti dan lalu pergi.

Sepertinya semua mimpi tentang kamu adalah mimpi buruk yang sangat menakutkan.

Ada salah satu cerita yang paling aku ingat sampai sekarang, jadi sekitar tahun 2010, daerah saya mendapat musibah banjir. Masih teringat jelas, waktu itu masih di sekolah, lagi belajar tiba-tiba disuruh pulang karena semua orang sudah mengungsi.

Saat tiba di pengungsian, yang saya lakukan adalah menghubungi dia beberapa kali tapi tidak terhubung. Waktu itu, kami beda sekolah. Saya tidak tahu mengapa saya begitu panik hingga menghubungi pacarnya lewat pesan singkat dan bertanya:

“Si Mala ada di mana? Saya telepon tapi tidak diangkat, sms tidak dibalas”

Entah apa yang ada di pikiran saya waktu itu. Mengingatnya kembali membuat saya menyadari bahwa saya sungguh bodoh, dan jahat.

Ngga penting sih, cuma pengen cerita aja, hehe.

Dulu, aku juga sering banget nangis karena dia, sampai mata bengkak. Bukan cengeng, tapi saat orang-orang di sekitar dia tahu tentang perasaan saya, wah habis saya dibully, ditertawakan, dihina habis-habisan dan banyak kata-kata mereka yang sangat melukai hati saya.

Dia ada saat itu, mendengar saya cerita, dan tahu bahwa saya menangis. Dia bilang ke saya; “Jangan terlalu percaya sama orang, meskipun itu teman atau sahabatmu.”

Saya selalu bingung setiap kali ada yang bertanya mengapa masih menunggu, karena saya juga tidak pernah menemukan alasan yang cukup untuk bisa berhenti.

Kamu tidak merasa sedang ditunggu, ya?

Aku selalu mengatakan bahwa aku tidak berharap apa pun lagi. Kenyataannya, aku hanya mencoba menipu diri sendiri. Sebab ternyata mustahil menunggu tanpa mengharapkan kedatangan. Mustahil jatuh cinta tanpa berharap diterima dengan baik.

Bagaimana bisa aku menunggu seseorang yang bahkan nomor ponselnya pun aku tidak tahu? Apakah cinta memang setolol ini?

Pagi ini buka Facebook, kembali diingatkan sebuah kenangan. Tahun 2013, tepatnya 8 tahun yang lalu, aku mengetik kalimat ini: satu pertanyaan singkat dari seseorangg yang sudah lebih satu tahun belum juga terjawab.

“sampai kapan kau akan bertahan buat sayang sama aku?”

Yang berarti, dia menanyakan hal itu pada tahun 2012 dan sampai hari ini, saya belum juga menemukan jawabannya.

Ini bukan lagi tentang saya dan dia. Ini tentang saya dan perasaan yang masih ada dan masih sama. Saya yang terlalu mendramatisir sesuatu yang seharusnya sudah lama selesai, yang bahkan tidak pernah dimulai.

Aku menunggu selama bertahun-tahun, tanpa komunikasi atau pertemuan. Tapi, semesta selalu punya cara agar kami tetap terhubung. Cara yang seringkali tidak terduga, yang selalu kusebut sebagai keajaiban. Aku memang terlalu berharap. Harapan yang sebenarnya sia-sia.

Perihal menunggu, sebut saja aku keras kepala. Bukan tidak mau beranjak, tapi rasanya masih terlalu berat untuk melangkah. Tidak ada yang suka menunggu, termasuk aku. Sayangnya, aku tidak pernah dibiarkan memilih. Aku harus menunggu, tidak peduli seberapa keras aku ingin berlari.

Aku tidak bisa menyalahkan siapa pun karena sejak awal perasaanku memang sudah salah.

Kalau ditanya apa tidak ada orang lain selain kamu, jawabannya tentu saja ada. Tapi, percuma aku sama orang lain sedangkan hatiku maunya kamu. Aku tidak mau menyakiti orang lain. Lebih baik aku menunggu, daripada harus melibatkan orang lain dengan rumitnya perasaanku.

Aku harus menunggu agar aku selalu ingat kepada siapa aku sedang jatuh cinta.

Hi, happy birthday! Izinkan aku ikut merayakannya dengan mendoakanmu.

12 Mei 2024.

 

 

 

 

..

Example 120x600
CERPEN

“Pernah menunggu berapa lama?” Aku : Hampir 7…

CERPEN

  “Sayang, katakan kalau kamu tidak sungguh-sungguh tadi…