Medan|delinews24.net – Matahari pagi menyinari Lapangan Merdeka Medan, Minggu (17/8/2025), mengiringi upacara penarikan Bendera Merah Putih dalam rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Ribuan warga Medan dari berbagai latar belakang budaya memadati lapangan dengan mengenakan pakaian adat, mulai dari Mandailing, Batak, Melayu, Minang, Jawa, Simalungun, hingga etnis Tionghoa dan Nias, menciptakan mozaik kebhinekaan yang memukau.
Khidmatnya Pengibaran di Tengah Keberagaman
Saat lagu Indonesia Raya berkumandang, seluruh peserta upacara menyanyikannya dengan penuh hormat. Bendera Merah Putih yang berkibar gagah di tengah lapangan menjadi pusat perhatian, disaksikan oleh anak-anak sekolah, orang tua, hingga para veteran. Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, tampil mencolok dengan pakaian adat Mandailing lengkap dengan mahkota, berdiri tegak memberi hormat.
“Saya bangga melihat semangat masyarakat Medan yang begitu tinggi menjaga persatuan dan keberagaman. Ini bukti bahwa Medan adalah rumah besar bagi semua bangsa, suku, dan agama,” ucap Rico dalam sambutannya. Ia mengajak seluruh warga merefleksikan perjuangan kemerdekaan dan bersama-sama membangun Indonesia ke depan.
Kisah Haru di Balik Upacara
Di antara kerumunan, seorang nenek berusia 70 tahun, Rosmini, terlihat menggenggam bendera kecil dengan kebaya merahnya. “Biar badan ini semakin tua, tapi hati tetap merah putih. Ini cara saya menghargai pejuang bangsa,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Rosmini mengaku tak pernah absen menghadiri upacara kemerdekaan sejak muda.
Tak hanya Rosmini, mantan Wali Kota Rahudman dan sejumlah veteran juga hadir, menyemarakkan suasana dengan cerita-cerita perjuangan masa lalu. Puluhan komunitas seni dan organisasi kemasyarakatan turut ambil bagian, menunjukkan bahwa kemerdekaan adalah milik semua lapisan masyarakat.
Toleransi sebagai Warisan Kemerdekaan
Di akhir acara, Wali Kota Rico kembali menegaskan pentingnya menjaga toleransi. “Kemerdekaan bukan hanya soal masa lalu, tapi bagaimana kita melanjutkan semangatnya hari ini dan seterusnya,” pesannya. Upacara resmi berakhir pukul 09.30 WIB, tetapi banyak warga yang masih betah berfoto dengan pakaian adat mereka, membawa bendera kecil sebagai kenang-kenangan.
Momen paling mengharukan terjadi saat Wali Kota dan jajaran Forkopimda Medan menyalami satu per satu anggota Paskibraka Kota Medan. Orang tua yang hadir tampak tak kuasa menahan air mata bangga melihat putra-putri mereka mengenakan lencana dan kendit hijau, simbol tanggung jawab sebagai penjaga Sang Saka.
Penutup: Medan, Miniatur Indonesia yang Harmonis
Lapangan Merdeka Medan hari ini bukan hanya menjadi tempat upacara, tapi juga bukti nyata bahwa Merah Putih benar-benar menyatukan semua. Dari anak kecil hingga nenek-nenek, dari Wali Kota hingga warga biasa, semua bersatu dalam kebanggaan yang sama: Indonesia.