BATU BARA | Delinews24.net – Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kab Batu Bara sosialisasikan gas rumah kaca GRK adalah Gas yang dapat menyerap dan memancarkan radiasi panas dari Atmosfir bumi, sosialisasi ini diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 23 Juli 2024 di Aula Hotel Grand Malaka Jl. Imam Bonjol Kec Talawi Kab Batu Bara Sumatera Utara.
Menurut Plt. Dinas Perkim- LH Batu Bara Lendi Aprianto, S.T sifat ini mencipatakan efek rumah kaca. Dimana gas-gas ini memungkinkan cahaya matahari masuk tetapi menghalangi panas yang dipancarkan kembali dari bumi, sehingga memyebkan peningkatan suhu global.
Sebagaimana peraturan presiden republik indonesia No 61 tahun 2021 tentang rencana aksi nasi I nal penurunan emisi gas rumah kaca.
Penyebab utama dari peningkatan konsentrasi GRK adalah aktifitas manusia yaitu pembakaran bahan bakar fosil.
Deporestasi dan berbagai kegiatan industri yang menghasilkan emisi GRK seperti karbondiosida Co².
Metana Ch4 dan gas lainya, yang kemudian terperangkap di atmosfer.
Meningkatan konsentrasi GRK tersebut tentunya memberikan sebuah dampak pada lingkungan yang bila kita biar kan terus menerus akan membahayakan berikut beberapa dampak baru GRK yang penting untuk diketahui;
1. Pemanasan Global
Peningkatan konsentrasi GRK menyebakan peningkatan suhu rata-rata diseluruh dunia, yang dikenal sebagai pemanasan global dampak melibatkan perubahan iklim ekstrim kenaikan permukaan air laut dan ancaman terhadap keberlanjutan ekosistem.
2. Kenaikan Permukaan Air Laut.
Pemanasan global menyebabkan pencairan es kutub, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut.
Hal ini dapat mengakibatkan banjir, erosi pantai dan ancaman terhadap komunitas pesisir.
GRK yang terisi dari berbagai jenis masing-masing dengan karakteristik unik dan dampak yang berbeda terhadap pemanasan global pemahaman mendalam tentang jenis-jenis GRK ini penting untuk merancang strategi pengurangam emisi yang efektif.
Berikut bebeeapa jenis GRK yang paling signifikan;
1. Karbondioksida Co² adalah GRK yang paling umum dan berkontribusi secara signifikan terhadap pemanasan global sumber utama Co² berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam baik dalam kenderaan bermotor, pembangkit listrik atau proses industri.
2. Metana Ch⁴ adalah GRK yang lebih pontensi dari pada Co² dalam menangkap panas di atmosfer.
Sumber utama matana berasal dari aktifitas manusja dan alam aktifitas manusia melibatkan produksi dan distribusi gas alam limbah organik ditempat pembuangan sampah, serta proses pertanian seperti pemotongan dan pengelolaan limbah ternak.
3. Nitrous Oxide N²O atau dikenal sebagai gas, tawa, memiliki pontensi pemanasan global yang lebih tinggi dari pada Co² sumber utama N²O berasal dari praktik pertanian seperti menggunakan pupuk nitrogem dan kegiatan pertanian lainya.
Setelah itu pemkabakaran bahan bakar fosil dan limbah organik juga dapat menghasilkan N²O.
4. Hidrofluorokarbon FFC adalahsejenis GRK buatan manusia yang digunakan dalam aplikasi industri, terutama sebagai penganti Klorofourokkarbon CFC dalam refrigeran dan bahan pendingin meskipun jumlahnya relatif kecil. HFC memiliki potensi pemanasan glibal yang tinggi.
5. Perfluorokarbon PFC adalah hasil samping dari proses industri yang melibatkan produksi aluminium dan semi konduktor meskipun jumlahnya sangat kecil, PFC dapat bertahan diatmosfer selama berabad-abad dan memiliki potensi pemanasan global yang signifikan.
6. Sulfur Hexafluoride SF⁶ adalah gas buatan manusia yang digunakan dalam industri listtik sebagai isolator dalam peralatan tegangan tinggi. Meskipun jumlahnya sangat sedikit SF⁶ memiliki potensi pemanasan glibal yang sangat tinggi dan dapat bertahan di atmosfir selamaribuan tahun.
Lanjut Plt Disperkim – LH permasalahan dampak dari GRK adalah sebuah isu yang tidak bisa kita acuhkan langkah-langkah yang dapat kita lakukan sebagai usaha pencegahan atau cara untuk mengurangi GRK adalah;
1. Penggunaan energi terbarukan artinya kembali kesumber energi terbarukan seperti matahari, angin dan mengurangi emisi Co² dari pembangkit listrik.
2. Pengelolaan limbah dan pertanian berkelanjutan artinya praktek-praktek pertanian berkelanjutan dan mengelolaan limbah yang efesien dapat mengurangi emisi metana dan nitrogen oksids.
3. Reforestasi dan pelestarian hutan artinya, merestorasi dan melestarikan hutan atmosfir mengurangi tekanan terhadap deforestasi.
4. Menggunakan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon CCs artinya CCs dapat digunakan untuk menangkap emjsk Co² dari instalasi industri besar sebelum dilepaskan keatmosfir.
Hanya dengan tindakan bersama kita dapat melindungi lingkungan dan merawat bumi agar tetap menjadi tempat yang berkelanjutan bagi generasi mendatang, tutup Plt. Perkim-LH Batu Bara Lendi Aprianto, S.T.
Penulis : Staf07.