Delinews24.net || Lahir sebagai Johanes Hubertus Eijkenboom pada 6 November 1948, Johny dibesarkan dalam keluarga sederhana. Masa kecilnya tidak lepas dari berbagai keterbatasan ekonomi, sehingga sejak remaja, Johny sudah terbiasa bekerja keras untuk membantu keluarganya yang hidup pas-pasan.
Kerasnya kehidupan dan tekanan ekonomi ini membuat Johny tumbuh sebagai pribadi yang tangguh sekaligus peduli terhadap penderitaan orang-orang kecil di sekitarnya. Ia menyaksikan bagaimana masyarakat di lingkungannya hidup dalam kesulitan.
Lingkungan yang serba terbatas ini akhirnya mendorong Johny mencari cara untuk memperbaiki hidupnya. Di masa mudanya, ia mulai terlibat dalam dunia kriminal sebagai bagian dari upayanya untuk bertahan hidup. Perjalanan hidupnya yang kian sulit membuat Johny semakin nekat, dan akhirnya ia membentuk kelompok yang dikenal sebagai “pachinko”
Bersama gengnya Johny mulai merencanakan aksi-aksi yang menyasar toko-toko emas di Jakarta, terutama di kawasan Glodok. Kelompok ini mendapat julukan “pachinko” (pasukan china kota) Aksi-aksi yang mereka lakukan terencana dengan baik, membuat pihak berwenang sering kesulitan menangkapnya.
yang membuat Johny Indo berbeda adalah caranya membagi hasil rampokan kepada masyarakat kecil. Ia dikenal sering membagikan sebagian dari hasil aksinya kepada masyarakat miskin di sekitarnya, tindakan yang membuatnya dijuluki “Robin Hood” dari Jakarta.
Bagi banyak orang yang hidup dalam kekurangan, Johny bukanlah seorang kriminal, melainkan seorang pahlawan jalanan. Tindakan ini membuat Johny mendapat simpati dari sebagian masyarakat yang merasa terbantu oleh hasil rampokannya, meski tindakan ini tentunya melanggar hukum.
Meski ia mendapat dukungan dari masyarakat kecil, aksi Johny dan gengnya tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh pihak berwenang. Setelah beberapa kali melakukan aksi besar, Johny akhirnya tertangkap. Ia dijatuhi hukuman penjara dan dipindahkan ke Nusakambangan, penjara di pulau terpencil yang terkenal dengan pengamanan ketat, sering disebut sebagai “Alcatraz-nya Indonesia.”
Pada tahun 1982, Johny Indo kembali menggemparkan publik dengan aksi pelariannya. Bersama 34 tahanan lainnya, ia berhasil melarikan diri dari Nusakambangan. Johny dan kelompoknya harus melewati hutan lebat, sungai, dan berbagai rintangan alam untuk meloloskan diri. Peristiwa ini menjadi berita besar di Indonesia. Walaupun setelah beberapa minggu pelarian, Johny kembali tertangkap.
Setelah menjalani hukuman, Johny Indo mengalami perubahan dalam hidupnya. ia memutuskan meninggalkan dunia kriminal dan mulai mendalami agama. Johny mulai berupaya memperbaiki diri dan aktif berbagi pengalaman hidupnya dengan masyarakat, terutama generasi muda. Ia berharap pengalaman hidupnya dapat menjadi pelajaran, dan ia pun sering berpesan agar mereka tidak mengikuti jejak yang pernah ia tempuh.
Perjalanan hidup Johny yang penuh lika-liku akhirnya diabadikan dalam sebuah film berjudul Johny Indo pada tahun 1987. Di film ini, Johny berperan sebagai dirinya sendiri, menceritakan kisah hidupnya sebagai seorang mantan perampok yang kemudian memilih jalan damai. Film ini menjadi semacam catatan perjalanan hidup Johny yang ingin disampaikan kepada masyarakat, bahwa meski pernah menjalani hidup di jalur yang salah, setiap orang selalu punya kesempatan untuk berubah.
Pada 26 Januari 2020, Indonesia dikejutkan dengan kabar duka meninggalnya Johny Indo. Johny ditemukan meninggal dunia di Pantai Karanghawu, Sukabumi, Jawa Barat. Sebelumnya, ia dikabarkan hilang ketika sedang melakukan ziarah di kawasan pantai tersebut. Pada usia 72 tahun, Johny Indo meninggalkan dunia dengan kenangan sebagai sosok yang kontroversial, namun tetap dikenang sebagai seorang legenda yang pernah mencoba memberikan perlawanan kepada ketidakadilan dengan caranya sendiri.
Johny Indo meninggal dunia pada 26 Januari 2020 di Sukabumi, Jawa Barat
Referensi :
tirto.id/johny-indo-pem…
