Percaya atau tidak, kebijakan pada platform apapun pada media sosial itu memang ada keberpihakan. Paling tidak, ada sebuah cara menumbangkan akun-akun yang tak mereka suka dengan trik-trik tertentu.
Biasanya, cukup dengan RAS (Report As Spam)
Bukan tentang anda melanggar kebijakan atau tidak, yang penting ada report dalam jumlah banyak dan dalam tempo bersamaan, akun anda dijamin tumbang.
Maka jangan heran bila dalam waktu singkat follower anda akan hilang dalam jumlah signifikan ketika salah satu kekuatan entah itu politik atau bisnis hitam sedang terdesak.
Pun ketika mereka yang kuat dan memiliki kapital besar tersinggung, dengan mudah akun bot yang mereka kelola berikut para buzzernya menyerang akun siapapun yang dianggap tak sejalan dengan arah politiknya.
Kali ini alasan dipakai adalah perang melawan para pendengung bayaran atau buzzeRp di media sosial.
Padahal, mereka hanya sedang tersinggung karena sang permaisuri dibully habis gegara belakangan ini cuitannya ngaco dan salah mulu.
Padahal, mereka hanya sedang frustasi karena ajakan demo dengan tema Jokowi End Game gagal total.
Ajakan perang melawan pendengung bayaran dan buzzeRp itu terdengar seperti maling teriak maling.
Follower akan berkurang cukup drastis, tetapi mereka adalah para warrior tak kenal takut. Hari ini tumbang, biasanya esok hari telah muncul lagi meski harus tertatih dengan mulai lagi dari nol. Demi NKRI mereka tak pernah mundur.
Ajakan perang melawan pendengung bayaran dan buzzeRp itu ternyata ajakan perang untuk RAS akun – akun pecinta NKRI. Demokrasi bungkusan si kondom bergerigi mosok disebut perang?