delinews24.net – PT Pertamina (Persero) mengalihkan rute pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke Indonesia menyusul rencana Iran menutup Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran. Langkah ini diambil sebagai antisipasi eskalasi konflik antara Iran dan Israel yang berpotensi mengganggu pasokan energi global.
Wakil Presiden Corporate Communications Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan perusahaan telah mengamankan kapal-kapalnya dengan mengubah rute pelayaran melalui Oman dan India. “Pertamina telah mengantisipasi penutupan Selat Hormuz dengan mengalihkan rute ke jalur yang lebih aman, termasuk melalui Oman dan India, untuk menjaga keberlangsungan rantai pasok,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (23/6/2025).
Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut paling strategis bagi distribusi minyak dunia, dengan hampir seperempat pasokan minyak global melintas di perairan sempit yang berbatasan dengan Iran, Oman, dan Uni Emirat Arab (UEA) tersebut.
Fadjar mengakui penutupan selat tersebut akan berdampak signifikan pada distribusi minyak mentah global, termasuk bagi Pertamina. Namun, ia memastikan perusahaan tetap berkomitmen menjaga stok minyak nasional. “Secara umum, pasokan kami masih terkendali,” tegasnya.
Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz
Keputusan penutupan Selat Hormuz disetujui Parlemen Iran pada Minggu (22/6/2025). Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, menyatakan, “Parlemen telah menyimpulkan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” seperti dilaporkan Antara dan disiarkan Iran Press TV.
Langkah ini dinilai sebagai ancaman efektif Iran terhadap Barat, sebagaimana dilaporkan Reuters. Namun, implementasi resminya masih memerlukan persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, badan yang dipimpin oleh pejabat yang ditunjuk Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Pertamina terus memantau perkembangan situasi guna memastikan pasokan energi dalam negeri tetap stabil di tengah ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.
